Azril 1

Cerpen & Sastra
Butuh waktu sekitar < 1 menit untuk membaca tulisan ini

Bunga dan pohon rindang berbagai jenis berbaris rapi mengelilingi sebuah bangunan berlantai tiga. Kafe dengan konsep taman tersebut memberikan suasana hijau, teduh dan rindang di tengah padatnya lalu lintas jalan utama yang berada di depannya.
Dari gerbang utama, terlihat Azril mengendarai motor hitam dengan kecepatan rendah, berusaha mencari tempat parkir untuk tunggangannya. Setelah menemukan tempat yang menurutnya pas, ia langsung memakirkan motornya.

Baca juga :  Menyalakan Semangat Menjadi Lebih Baik

Selesai dengan urusan parkir, Azril bergegas masuk ke dalam kafe. Melewati deretan tanaman hijau di kiri kanannya, Azril sama sekali tidak tertarik memperhatikan, seolah tanaman tersebut hanya barisan penyambut tamu yang sama sekali tak penting. Ia justru lebih fokus pada layar gawai yang kini telah ia genggam, sibuk mencari kontak seseorang.
“Aku sudah nyampe, kamu dimana?” Kalimat singkat yang diucapkan Azril ketika berhasil menghubungi kontak yang tadi ia cari.

Baca juga :  Mengenal Brunei Darussalam Bersama Nurul

Tak sampai satu menit, Azril memutuskan telepon setelah orang di seberang telepon memberikan jawaban. Lalu lalang kesibukan di sekitarnya benar-benar ia hiraukan. Pelayan yang mencoba ramah ketika menyambutnya di pintu masuk, sama sekali tak ia respon.
Dengan langkah yang terlihat begitu tegas dan misterius, Azril mengederkan pandangannya ke beberapa sudut ruang kafe. Sesuai petunjuk yang ia peroleh dari telepon, ia diminta menunggu di sebuah meja nomor 10. Berada di sebuah sudut ruangan dekat kolam ikan, meja itu cukup strategi untuk menikmati suasana kafe.
Bersambung …

Tinggalkan Balasan