Dear diary, hari ini sama lelahnya dengan hari kemarin. Agenda hari ini bersih-bersih rumah dan menyapa beberapa tetangga. Ayah sejak pagi kulihat sibuk membongkar kardus berisi barang-barang yang kami bawa dari rumah sebelumnya. Sementara aku menemani bunda membersihkan semua sudut ruang khususnya dapur yang jadi tempat favoritnya.
Akhirnya … acara bersih-bersih yang sudah dimulai sejak pagi, selesai sebelum azan duhur. Dapur yang sudah tertata rapi, langsung jadi medan pertempuran bunda berikutnya untuk menyiapkan makan siang kami. Beres dengan urusan pengisian bahan bakar kehidupan, aku memutuskan masuk kamar untuk sejenak merbahkan badan. Tapi, kamu tahu kan, Dear? Masakan bunda tuh enak banget, jadi lupa niat diet. Efeknya aku jadi tidur pulas dengan perut kenyang dan badan yang sangat letih.
Tiba-tiba, terasa tangan lembut menyentuh pipiku. Ternyata itu tangan bunda yang sedari tadi sudah berusaha membangunkanku yang seolah pingsan. Ia memintaku untuk siap-siap, kami sekeluarga akan berkunjung ke beberapa tetangga sekitar rumah. Kamu tentu tahu kan, Dear! Acara ramah tamah ini pasti lama dan suasananya ramai, dan aku benci itu. Rasanya, aku lebih memilih untuk merapikan rumah ini sepanjang hari. Dear, Selamat hari introver ya.
***
✍ Setiap kita dilahirkan memiliki kepribadian dan potensi bermacam rupa, tak perlu merasa berbeda dan seolah ditimpa sejuta nestapa. Ekstrover jadi pembicara, introver yang jadi pendengar setia. Masing-masing saling membutuhkan, saling melengkapi dengan keunggulan yang telah dianugrahkan.