Ilustrasi buku catatan

Abu Bakar Ash-Shiddiq: 2 Tahun Berjuang Menstabilkan Pemerintahan Islam

Materi Pembelajaran
Butuh waktu sekitar 3 menit untuk membaca tulisan ini

Kepemimpinan di masa Abu Bakar Ash-Shiddiq dijalankan secara terpusat. Wewenang eksekutif, legislatif, dan yudikatif sepnuhnya berada di tangan khalifah. Meski demikian, Abu Bakar tidak menjalankan roda pemerintahan secara otoriter. Berbagai keputusan-keputusan penting, tetap beliau musyawarahkan dengan para sahabat sebelum ditetapkan.

Masa pemerintahan Abu Bakar Ash-Shiddiq berlangsung cukup singkat yakni 2 tahun, 3 bulan, dan 11 hari. Di masa pemerintahannya, beliau disibukkan memulihkan stabilitas negara dan menyelesaikan berbagai permasalahan yang timbul akibat wafatnya Rasulullah Saw.

Salah satu permasalahan yang terjadi di masa itu adalah munculnya nabi-nabi palsu, golongan kaum muslimin yang menolak membayar zakat, dan perlawanan dari kaum murtadin. Kemunculan gerakan-gerakan perlawanan tersebut karena mereka berpikir setelah wafatnya Rasulullah Saw. berarti seluruh ajaran, aturan, dan perjanjian yang sebelumnya dilakukan, menjadi batal dan tidak berlaku lagi.

Diantara oknum yang mengaku diri sebagai nabi pada masa itu adalah Muzailamah Al-Kadzab dari Bani Hanifah, Thulaihah bin Khuwaid dari Bani As’ad, Saj’ah Tammiyah dari Bani Tamim, dan Aswad Al-Ansi dari Yaman. Sementara kaum murtadin banyak yang kembali menyembah berhala dan menganggap kepemimpinan Abu Bakar Ash-Shiddiq tidak sah.

Baca juga :  Kondisi Masyarakat Nusantara Pra Islam (SKI - F/12)

Tak ingin membiarkan umat Islam kembali jatuh ke dalam lembah kesesatan, dan merasa bertanggung jawab melanjutkan tugas Rasulullah Saw. menegakkan ajaran Islam, Abu Bakar mencoba bermusyawarah dan menyadarkan kelompok tersebut dengan cara baik-baik. Namun niat baik tersebut justru dibalas dengan perlawanan.

Akibat perlawanan tersebut, Abu Bakar Ash-Shiddiq metuskan menumpas gerakan-gerakan tersebut dengan jalan perang yang dikenal dengan peristiwa ‘Perang Riddah’. Dengan sangat matang Abu Bakar mempersiapkan pasukan yang dipimpin oleh 11 panglima terbaik yaitu: Khalid bin Walid, Ikrimah bin Abu Jahal, Surahbil bin Hasanah, Al-Muhajir bin Muhsin, Arfiah bin Hatsman, Suib bin Muqarin, Al-Ula bin Hadrami, Thuraifah bin Hajiz, Amru bin Ash, dan Khalid bin Said.

Setelah melalui proses perlawanan sengit, pasukan muslim berhasil menumpas gerakan murtadin dan para nabi palsu. Dalam waktu sekitar 1 tahun, Abu Bakar berhasil menyelesaikan permasalahan dalam negeri yang mengancam stabilitas pemerintahannya, dan mempersatukan kembali wilayah-wilayah kaum muslimin di bawah satu komando kepemimpinan.

Baca juga :  HAS Berjuluk Grand Old Man Dari Indonesia

Akibat dari beberapa perang yang terjadi di masa itu, membuat kaum muslimin banyak yang syahid di medan perang, termasuk para penghafal Quran. Misalnya saja pada saat kaum muslimin berhadapan dengan kelompok Muzailamah Al-Kadzab (Nabi palsu) dalam perang Yamamah, 70 sahabat yang menghafal Quran gugur.

Menyadari kenyataan tersebut, Umar bin Khattab mengusulkan kepada Abu Bakar Ash-Shiddiq untuk mengumpulkan Al-Quran ke dalam satu mushaf. Setelah bermusyawarah dengan para sahabat dan memohon petunjuk kepada Allah, Abu Bakar menyetujui usulan Umar bin Khattab dan menunjuk Zaid bin Tsabit memimpin proyek tersebut.

Dalam hal perluasan wilayah Islam, Abu Bakar Ash-Shiddiq melanjutkan rencana Rasulullah Saw. mengirimkan ekspedisi ke perbatasan Syiria yang dipimpin Usamah bin Zaid. Ia juga mengirimkan ekspedisi militer ke Syam yang terdiri dari lima devisi pasukan dengan tugas masing-masing, yaitu: Abu Ubaidah Ibn Jarrah dikirimkan ke Himsh dan Humah, Yazid bin Abu Sufyan dikirim ke Damaskus, Syurahbil ibn Hasanah dikirim ke Yordania, Amr bin Ash dikirim ke Palestina, dan Ikrimah ibn Abu Jahal bersama pasukannya ditugaskan untuk selalu siap siaga menyokong keempat devisi lain jika mereka membutuhkan bantuan.

Baca juga :  Abu Bakar Ash-Shiddiq: Khalifatu Rasulillah yang Dipilih Secara Demokratis

Sumber:

  1. Fanani Zhaenal. 2020. Muhammad: Hijrah ke Madinah. Solo: Tiga Serangkai.
  2. Katsir, Ibnu. Tartib wa Tahdzib Al-Kitab bidayah wan Nihayah. Usman, Muhammad Ahsam. 2021. Abu Bakar Ash-Shiddiq; Biografi dan Pengangkatan Beliau Sebagai Khalifa. Yogyakarta: Hikam Pustaka.
  3. Novia, Rina. 2008. Abu Bakar Ash-Shiddiq Pemimpin Lembut Hati & Bijaksana. Jakarta: Dzikrul Hakim.
  4. Ridha, Muhammad. Muhammad SAW. Sitanggal, Ansori Umar. 2021. Hijrah Rasulullah Ke Madinah. Yogyakarta: Hikam Pustaka.
  5. Suparno. 2012. Sahabat Rasulullah Abu Bakar Ash-Shiddiq. Jakarta: PT. Balai Pustaka Persero.
  6. Tsuroyya, Elfa. 2022. Sejarah Kebudayaan Islam. Jakarta: Direktorat KSKK Madrasah.
  7. Ula, Miftachul dkk. Sejarah Kebudayaan Islam – Studi & Pengajaran Islam. Jakarta: Kementerian Agama.
  8. Usman, K. 2015. Abu Bakar As-Shidiq Dermawan Harta dan Jiwa. Jakarta: PT. Luxima Metro Media.

Tinggalkan Balasan