Nurul telah duduk manis dalam burung besi yang akan mengantarkannya ke Brunei Darussalam. Negara yang kini masih dipimpin oleh Hassanal Bolkiah, akan menjadi tempatnya menutut ilmu meraih gelar magister. Sambil mengisi waktu luang selama mengangkasa, Nurul memutuskan membaca. Ia kemudian menudukkan sedikit badannya ke depan, mengambil tas yang ia letakkan di bawah kursi penumpang di depannya, dan mengeluarkan sebuah laptop putih susu.
Ia bersyukur, negara yang ia tuju merupakan negara yang masyarakatnya mayoritas muslim. Nama ibu kotanya Bandar Sri Begawan, disana terdapat sebuah prasasti dari abad ke-18 yang menyebutkan kalau Sultan ke-3 mereka yang bernama Sultan Syarif Ali adalah seorang ahlul bait dari garis keturunan Hasan bin Ali. Negara ini sepenuhnya merdeka pada 1 Januari 1984, dan mendeklarasikan diri sebagai negara Islam dibawah pimpinan Sultan Hassanal Bolkiah Mu’izzuddin wad Daulah.
Nurul menghentikan sejenak aktifitas membacanya. Pesawat yang sedikit berguncang karena cuaca yang kurang bersahabat, serta pengumuman dari awak kabin yang meminta penumpang menggunakan sabuk pengaman, membuat Nurul harus mengikuti instruksi tersebut. Menyingkirkan rasa takut dan kekhawatirannya akan sesuatu yang buruk, Nurul mencoba mengalihkan perhatian dengan melanjutkan membaca.
Nurul merasa tercengang saat membaca informasi bahwa Sultan Brunei adalah salah satu pemimpin terkaya di dunia. Tercatat sultan pertama Brunei sejak merdeka itu mengoleksi sekitar 5000 mobil mewah, istana yang memiliki 1500 kamar, 200 kuda polo yang diimpor langsung dari Argentina, dan masih banyak lagi aset berharga lain. Jika ditotal kekayaan sultan kelahiran 1946 tersebut bisa mencapai 25 milyar dollar Amerika.
Selain informasi mengenai sultan yang kaya raya, Nurul juga memperoleh informasi bahwa di Brunei syariat Islam sangat ketat diterapkan. Diskotik dan bar dilarang untuk dibangun, rokok telah difatwakan haram, dan homoseksualitas dan perzinaan bisa berujung hukuman mati. Tak terasa waktu mendarat sudah dekat, Nurul kemudian mematikan laptop dan memasukkan kembali ke tas. Ia pun memperbaiki posisi duduk, memakai sabuk pengaman, dan berdoa semoga proses pendaratan berjalan lancar.