Nama beliau adalah Umar bin Khattab bin Nufail bin Abdul ’Uzza bin Riyah bin Abdullah bin Qurth bin Razah bin Adi bin Ka’ab bin Lu’ay. Beliau berasal dari suku Adiy yang sangat disegani di kalangan masyarakat Mekkah, serta sering menjadi juru damai diantara mereka.
Postur tubuhnya dikenal tinggi dan besar di atas rata-rata, kekar, Kulitnya putih bersih, kedua tulang pipinya menonjol, jenggotnya lebat dan ujungnya berwarna hitam kemerah-merahan. Ia dikenal tegas dalam tindakan, teguh pendirian, memiliki kecerdasan, pandai baca tulis, pemberani, dan memiliki kelebihan pandai merangkai cerita. Di masa remaja, ia dikenal garang karena selalu membawa pedang di bahu kirinya setiap kali bepergian.
Di masa muda, Umar bin Khattab dikenal sebagai pemuda yang sangat kuat. Ia sering memenangkan kejuaraan gulat rutin di pasar Ukaz. Sakin kuatnya, butuh 20 orang untuk bisa menandingi kekuatannya, dan hanya Hamzah bin Abdul Muthalib serta Sa’ad bin Abi Waqqash yang mampu menyamai kekuatan fisik Umar bin Khattab.
Sebelum memperoleh hidayah, Umar bin Khattab sangat memusuhi Rasulullah Saw. yang mendakwahkan Islam, karena begitu cinta dengan tradisi jahiliyah. Ia bahkan pernah menyiksa dengan keji budaknya bernama Lubainah karena ketahuan memeluk Islam.
Umar bin Khattab memeluk Islam berkat doa yang pernah dipanjatkan Rasulullah Saw. Di dalam doanya, Rasulullah Saw. memohon agar Islam diperkuat oleh salah satu dari dua Umar, yaitu Umar bin Khattab atau Umar bin Hisyam (Abu Jahal).
Umar bin Khattab menyatakan syahadat langsung di depan Rasulullah Saw. Sebelumnya ia berniat dengan penuh emosi ingin membunuh Rasulullah Saw. Di tengah perjalanan ia bertemu Nu’aim bin Abdullah yang memberikan informasi bahwa adik perempuannya serta iparnya telah memluk Islam.
Umar yang telah terbakar emosi, semakin naik pitam mendengarkan informasi dari Nu’aim. Ia bergegas ke rumah adiknya dan mendapati Fatimah binti Khattab sedang membaca potongan ayat al-Quran. Mendengar lantunan kalam ilahi, membuat perasaan Umar bin Khattab merasa tenang, dan kemudian tersentuh untuk mencari tahu tentang ayat yang dibaca adiknya. Setelah mendapat penjelasan singkat dari Fatimah binti Khattab, Umar bergegas menemui Rasulullah di Darul Arqam untuk menyatakan keislamannya.
Masuknya Umar bin Khattab dalam barisan perjuangan Rasulullah, membuat kaum muslimin merasa begitu sangat bersyukur. Mereka pun keluar dari Darul Arqam, tempat mereka menerima dakwah Rasulullah secara sembunyi-sembunyi dengan membentuk dua barisan. Satu barisan dipimpin Hamzah bin Abdul Muthalib, dan satu barisan dipimpin Umar bin Khattab.
Sementara di pihak kaum kafir, mengetahui keislaman Umar bin Khattab membuat mereka terkejut dan dilanda kesedihan yang luar biasa. Karena peristiwa ini, Rasulullah menggelari Umar bin Khattab dengan julukan “Al-Faruq” yang bermakna pembeda antara yang hak dan batil.
Pada saat peristiwa hijrah ke Madinah, kaum muslimin Mekkah berangkat diam-diam karena takut dengan gangguan kaum kafir. Namun, Umar bin Khattab dengan gagah berani melakukan perjalanan hijrah secara terang-terangan sambil berkata, “Jika ada dari kalian yang ingin ibunya kehilangan anak, silakan temui dan hadang aku di balik lembah ini.” Umar pun akhirnya berangkat tanpa ada gangguan dan berhasil tiba di Madinah.
Umar bin Khattab wafat setelah ditikam Abu Lu’lua’ah Fairuz. Saat itu ia hendak mengimami salat subu pada Rabu, 23 Dzulhijjah 23 H. Setelah ditikam oleh Abu Lu’luah, Umar jatuh tersungkur dan meminta Abdurrahman bin Auf menggantikannya sebagai imam. Tiga hari setelah kejadian tersebut, Umar bin Khattab akhirnya wafat dan dimakamkan berdampingan dengan Rasulullah Saw. dan Abu Bakar Ash-Shiddiq.
Sumber:
- DK, Isnaeni. 2022. Umar bin Khattab, Sang Pemimpin. Depok: Penebar Swadaya.
- Katsir, Ibnu. Tartib wa Tahdzib Al-Kitab bidayah wan Nihayah. Usman, Muhammad Ahsam. 2021. Umar Bin Al-Khaththab; Biografi dan Pengangkatan Beliau Sebagai Khalifa. Yogyakarta: Hikam Pustaka.
- Syurfah, Ariany. 2021. Sahabat Rasul: Umar bin Khattab. Depok: Penebar Swadaya.
- Tsuroyya, Elfa. 2022. Sejarah Kebudayaan Islam. Jakarta: Direktorat KSKK Madrasah.
- Ula, Miftachul dkk. Sejarah Kebudayaan Islam – Studi & Pengajaran Islam. Jakarta: Kementerian Agama.