Daulah Umayyah: Membangun Peradaban dari Damaskus

Materi Pembelajaran
Butuh waktu sekitar 3 menit untuk membaca tulisan ini

Berbagai kebijakan yang diambil para pemimpin Daulah Umayyah, membawa pengaruh besar terhadap berbagai sektor kehidupan masyarakat pada masa itu. Selain dikenal dengan kehebatannya menaklukkan berbagai wilayah, Muawiyah bersama para khalifah Daulah Umayyah juga tersohor sebagai inovator dalam bidang politik, ekonomi, sosial kemasyarakatan, dan pendidikan.

Sebagai ujung tombak perluasan wilayah, bidang militer berkembang dengan begitu pesat, khususnya angkatan darat mereka yang dikenal kuat dan efisien ketika melakukan penyerbuan. Pasukan-pasukan Daulah Umayyah terus belajar mengenai strategi-strategi militer dari berbagai wilayah yang ditaklukannya, termasuk strategi militer Romawi.

Agar roda pemerintahan berjalan baik, Daulah Umayyah membentuk organisasi pemerintahan, diantaranya:

  1. An-Nidhamus Siyasi (Organisasi politik) diantaranya kekhalifahan; Al-Kitabah (Sekretaris negara) yang terdiri dari Al-Hijabah (Pengawal raja), Kitabul Jundi (Biro tentara), Kitabul Kharraj (Biro pajak), Kitabur Rasail (Biro persuratan), dan Kitabus Syurthah (Biro kepolisian).
  2. An-Nidhamul Adari(Organisasi tata usaha negara) yang terdiri dari Diwanul Katibi (Kantor pengarsipan), Diwanul Kharraj (Kantor pajak), Diwanul Mustagilat Al-Mutanawiyah (Kantor pekerjaan umum), dan Diwanul Rasail (Kantor persuratan).
  3. An-Nidhamul Mal (Organisasi keuangan).
  4. An-Nidhamul Harbi (Organisasi pertahanan).
  5. An-Nidhamul Kadhi (Organisasi kehakiman).

Berkat perluasan wilayah yang berhasil dilakukan oleh Daulah Umayyah, eksplorasi potensi ekonomi dan sumber daya alam semakin besar. Hasilnya lalu digunakan untuk memnuhi biaya operasional serta administrasi pemerintah pusat dan daerah, belanja tahunan negara, gaji pasukan, layanan masyarakat dan fasilitas publik, serta sisanya dimasukkan ke dalam kas negara.

Baca juga :  Umar bin Khattab: Amirul Mu'minin yang Ditunjuk Melalui Wasiat

Pembangunan kota turut diperhatikan dan dipercantik oleh Daulah Umayyah, diantaranya Damaskus yang merupakan ibu kota pemerintahan. Damaskus merupakan kota terbesar dan termegah di wilayah kekuasaan Islam. Kota ini memiliki delapan pintu gerbang yang dilengkapi menara-menara tinggi yang dapat terlihat dari kejauhan. Ada pula Kota Qairawan yang dibangun sebagai benteng pertahanan pasukan muslim dan harta kekayaannnya dari serangan musuh. Letaknya yang jauh dari pantai, membuatnya aman dari jangkauan serangan tentara Romawi.

Dalam hal seni arsitektur, Daulah Umayyah juga banyak membangun bangunan-bangunan indah diantaranya berdirinya Masjid Umayyah di Damaskus, Masjid Baitul Maqdis di Yerussalem atau yang terkenal dengan Kubah al-Sakha, Masjid Agung di Kufah, Masjid Batu Karang, Istana Aljaferia di Saragosa dan lain-lain.

Bidang pendidikan pun turut berkembang pesat, baik dalam bidang ilmu pengetahuan agama maupun pengetahuan umum. Adapun bidang ilmu pengetahuan yang berkembang pada masa itu diantaranya adalah:

  1. Kedokteran. Diantara tokoh ilmuwan yang terkenal dalam bidang ini adalah: Abu Al-Qasim Al-Zahrawi, ia seorang ahli bedah, pelopor ilmu penyakit telinga dan kulit, serta di dunia barat dikenal dengan nama Abulcasis. Salah satu karyanya yang berjudul al- Ta”rif li man “Ajaza “an al Ta”lif diterjemahkan oleh Gerard of Cremona pada abad XII, dan dicetak ulang di Genoa (1497 M), serta menjadi rujukan di universitas-universitas terkemuka di Eropa.
  2. Kimia. Ilmuwan yang terkenal dalam bidang ini salah satunya adalah Abu al-Qasim Abbas ibn Famas. Ia berhasil mengembangkan ilmu kimia murni dan kimia terapan yang merupakan dasar bagi ilmu farmasi, dan erat kaitannya dengan ilmu kedokteran.
  3. Ilmu tafsir dan ilmu hadist. Tokoh-tokoh yang terkenal dalam bidang tafsir diantaranya adalah Ibnu Abbas, dan dalam bidang hadist dikenal Muhammad bin Syihab az-Zuhri, dan Hasan Basri.
  4. Ilmu Nahwu. Diantara tokoh yang terkenal adalah Abul Aswad Ad-Duali. Ia pernah belajar nahwu kepada Ali bin Abi Thalib dan menjadi penyusun kitab pertama dalam bidang nahwu.
  5. Fiqih. Di masa akhir Daulah Umayyahdi Damaskus, muncul dua ahli fiqih dan tokoh mazhab yang sangat dikenal hingga sekarang yakni Imam Malik di Madinah (Pendiri mazhab Maliki), dan Imam Abu Hanifah di Kufah (Pendiri mazhab Hanafi).
  6. Ilmu qira’at. Di masa itu dikenal tujuh bacaan al-Quran yang lebih dikenal dengan istilah “Qira’ah sab’ah” yang dinisbatkan kepada tujuh ahli Qira’ah yaitu: Abu ‘Amr bin ‘Ala’ di Bashrah, Nafi bin Abi Ruwaym di Madinah, ‘Abdullah ibnu katsir di Mekkah, ‘Ashim bin Abi Nujud di Kuffah, Hamzah bin Habib Az-Zayyat di Kufah, ‘Aliy Al Kisa’iy di Kuffah, dan ‘Abdullah bin ‘Amir, di syiria.
  7. Bahasa dan sastra. Diantara tokoh yang terkenal adalah Abu Amir Abdullah dengan karya prosanya berjudul Risalah al Awabi wa al Zawawi, Kasyf al Dakk wa Azar alSyakk dan Hanut Athar; Ali al-Qali dengan karyanya yang terkenal al-Amali dan alNawadir; serta Abu Amr Ibn Muhammad dengan karyanya al “Aqd al Farid.
  8. Sejarah. Tokoh-tokoh yang dikenal dalam bidang ini diantaranya Abu Bakar bin Umar (Ibn Qithiyah) dengan karyanya berjudul Tarikhh iftitah alAndalus, dan Abu Marwan Abdul Malik bin Habib dengan karyanya yang terkenal berjudul al-Tarikh.
Baca juga :  Mengenal Brunei Darussalam Bersama Nurul

Sumber:

  1. Barudin, Topanji Pandu. 2019. Perkembangan Ilmu Pengetahuan Masa Umayyah. Klaten: Cempaka Putih.
  2. Hassan, Tariqudin. 2012. Pemerintahan Kerajaan Bani Umayyah (41-132 H = 661-750 M). Malaysia: Jahabersa.
  3. Tsuroyya, Elfa. 2022. Sejarah Kebudayaan Islam. Jakarta: Direktorat KSKK Madrasah.
  4. Ula, Miftachul dkk. Sejarah Kebudayaan Islam – Studi & Pengajaran Islam. Jakarta: Kementerian Agama.

Tinggalkan Balasan