▶︎ Lihat Identitas Materi
Selamat datang di Lembar Kerja Peserta Didik (LKPD) untuk mata pelajaran Sejarah Kebudayaan Islam. Materi ini dirancang khusus untuk siswa Kelas XII pada Semester Ganjil dan akan berfokus pada pembahasan mendalam mengenai Kondisi Masyarakat Nusantara Pra-Islam. Melalui analisis sumber sejarah dan studi kasus kontemporer, Anda diharapkan mampu mengidentifikasi titik temu antara kearifan lokal pra-Islam dengan ajaran Islam, sebagai landasan untuk merumuskan dakwah yang moderat, relevan, dan solutif dalam kehidupan sehari-hari secara akurat serta penuh toleransi.
▶︎ Baca Petunjuk Pengerjaan
- LKPD ini dirancang untuk dikerjakan secara individu. Namun, kamu sangat dianjurkan untuk berdiskusi dengan teman lainnya untuk memperkaya wawasan.
- Fokuslah pada bagaimana “masa lalu” bisa memberikan solusi untuk “masalah hari ini”.
- Gunakan gawai (smartphone) kamu untuk mencari informasi tambahan yang relevan jika diperlukan.
- Gunakan narasi deskriptif yang ada sebagai bahan analisis utama.
- Tuliskan jawaban berdasarkan hasil pemikiran dan refleksi pribadi kamu.
▼ Lembar Kerja Peserta Didik (LKPD)
Daftar isi:
Identitas Diri
Langkah 1: MEMAHAMI – Dari Ritual Kuno ke Masalah Kekinian
Amati deskripsi di bawah, lalu jawablah pertanyaan yang mengikutinya.
JENDELA MASA LALU: Kearifan Lokal Pra-Islam | JENDELA MASA KINI: Fenomena Remaja |
---|---|
Harmoni dengan Alam: Bayangkan sebuah upacara adat bernama Sedekah Bumi atau Bersih Desa. Masyarakat dari berbagai usia bergotong-royong membersihkan lingkungan mereka. Mereka kemudian mengumpulkan hasil panen terbaik (padi, buah, sayur) menjadi sebuah “gunungan” besar yang diarak keliling desa. Ini adalah wujud syukur mereka kepada Sang Pencipta atas karunia alam, sekaligus pengingat bahwa untuk terus mendapat hasil, alam harus dijaga dan dihormati. | Studi Kasus 1: Krisis Lingkungan & Gaya Hidup Instan. Di media sosial, sering viral video anak muda membuang sampah sembarangan di tempat wisata alam seperti gunung atau pantai. Muncul juga tren fast fashion (pakaian murah yang cepat dibuang) yang menghasilkan banyak limbah tekstil yang merusak lingkungan. |
Dialog untuk Mufakat: Bayangkan sebuah balai desa sederhana berdinding kayu. Di dalamnya, para tetua dan pemuda duduk melingkar di atas tikar pandan, setara tanpa kursi pimpinan. Mereka sedang melaksanakan rembug desa (musyawarah adat) untuk membahas masalah bersama. Setiap orang boleh bicara, didengarkan dengan saksama, dan semua argumen ditimbang. Tujuannya bukan mencari siapa yang menang atau kalah, melainkan mencari jalan tengah (mufakat) terbaik untuk kepentingan bersama. | Studi Kasus 2: “Perang” di Kolom Komentar. Saat ada perbedaan pendapat tentang isu sensitif (misalnya, pilihan politik, idola K-Pop, atau bahkan resep masakan), media sosial sering menjadi ajang saling hujat (hate speech). Jarang ada dialog yang sehat, yang ada hanya saling serang dengan kata-kata kasar untuk membuktikan siapa yang paling benar. |
Pertanyaan Analisis:
Langkah 2: MENGAPLIKASIKAN – “Upgrade” Kearifan Lokal dengan Nilai Islam
Rancanglah dua ide konten dakwah yang kreatif pada tabel di bawah ini.
Kearifan Lokal (dari Langkah 1) | “Di-upgrade” dengan Konsep Islam Apa? | Ide Konten Dakwah Kekinian Kamu (Judul & Format) | Pesan Kunci yang Ingin Disampaikan |
---|---|---|---|
Contoh: Menghormati pohon besar karena ada ‘penunggunya’. | Konsep Khalifah fil Ard (Pemimpin di Bumi): Manusia ditugaskan Allah untuk menjaga dan merawat alam. | Judul: “Bukan Mistis, Ini Logis! Kenapa Jaga Pohon Itu Islami Banget” Format: Video TikTok/Reels pendek. |
Merawat alam bukan karena takut hantu, tapi karena itu adalah amanah & ibadah kita kepada Allah. Merusak alam itu sama dengan mengkhianati amanah. |
Menjaga Alam & Bersyukur (dari Sedekah Bumi) | |||
Musyawarah untuk Mufakat |
Langkah 3: MEREFLEKSI – Menjadi Muslim Indonesia yang Keren & Berdampak
Tuliskan sebuah “Manifesto Pribadi” dalam 3 poin.
MANIFESTO PRIBADI SAYA: Muslim Keren, Indonesia Banget!
Sebagai seorang remaja Muslim Indonesia, saya berkomitmen untuk: