Penasaran Menambah Wawasan

Cerpen & Sastra Materi Pembelajaran
Butuh waktu sekitar 3 menit untuk membaca tulisan ini

Ruslan terlihat sedang duduk santai di taman baca depan kelasnya. Sudah jadi kebiasaannya sejak di bangku sekolah dasar, ia tidak mau telat, berusaha datang lebih awal, meskipun terkadang ia sering dijuluki tukang kunci sekolah.
Seperti sekarang, karena teman-temannya belum datang, ia memutuskan melanjutkan membaca sebuah buku tentang puasa yang ia pinjam dari perpustakaan. Yang membuatnya tertarik, saat membaca salah satu dalil tentang puasa:
يٰٓاَيُّهَا الَّذِيْنَ اٰمَنُوْا كُتِبَ عَلَيْكُمُ الصِّيَامُ كَمَا كُتِبَ عَلَى الَّذِيْنَ مِنْ قَبْلِكُمْ لَعَلَّكُمْ تَتَّقُوْنَۙ
Terjemahnya:
Wahai orang-orang yang beriman, diwajibkan atas kamu berpuasa sebagaimana diwajibkan atas orang-orang sebelum kamu agar kamu bertakwa.(QS. Al-Baqarah: 183)
Dalam ayat tersebut, dijelaskan bahwa puasa merupakan perintah ibadah yang juga dilaksanakan umat terdahulu sebelum Islam. Ruslan lantas teringat penjelasan gurunya, bahwa dalam Islam terdapat sumber hukum yang disebut “Syar’u man qablana”.
Ia lantas menghentikan aktifitasnya, dan mengalihkan perhatiannya pada ponsel yang baru saja ia keluarkan dari saku ranselnya. Ia penasaran ingin tahu lebih banyak tentang syar’u man qablana.

Memanfaatkan kecanggihan teknologi, Ruslan telah berhasil menemukan beberapa penjelasan mengenai pengertian syar’u man qablana. Sekilas ia memahami, secara bahasa syar’u man qablana berarti syariat sebelum kita (Islam).
Tak berhenti di sana, Ruslan kembali menelusuri pengertian-pengertian lain khususnya menurut para ulama. Salah satu pengertian yang ia temukan adalah pendapat Syekh Dr. Wahbah Az-Zuhaili yang menyatakan bahwa: Syar’u Man Qablana merupakan hukum-hukum Allah yang disyariatkan kepada umat terdahulu melalui nabi-nabi mereka, seperti Nabi Ibrahim, Nabi Musa, Nabi Dawud dan Nabi Isa ‘alaihimussalam.
Ruslan pun akhirnya mencatat sebuah kesimpulan bahwa: Syar’u Man Qablana adalah ketentuan hukum Allah Swt. yang dibawa oleh para nabi dan rasul yang disyariatkan kepada umat terdahulu sebelum Islam.

Baca juga :  Dampak Masuknya Islam Ke Indonesia

Ruslan masih penasaran, ia ingin mengetahui puasa umat terdahulu sebelum Islam. Beberapa informasi yang ia peroleh dari Prof. Google, memberikannya pengetahuan baru.
Misalnya tentang umat Nasrani yang dahulu juga berpuasa ketika Ramadan, umat Yahudi berpuasa ketika 10 Muharam karena hari itu Nabi Musa A.S. diselamatkan dari kejaran Fir’aun, dan kaum Quraisy juga berpuasa pada 10 Muharam mengikuti tradisi pengikut Nabi Ibrahim A.S. karena hari itu penutup Ka’bah dipasang.
عَنْ ابْنِ عَبَّاسٍ رَضِيَ اللَّهُ عَنْهُمَا: أَنَّ النَّبِيَّ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ لَمَّا قَدِمَ الْمَدِينَةَ وَجَدَهُمْ يَصُومُونَ يَوْمًا يَعْنِي عَاشُورَاءَ فَقَالُوا هَذَا يَوْمٌ عَظِيمٌ وَهُوَ يَوْمٌ نَجَّى اللَّهُ فِيهِ مُوسَى وَأَغْرَقَ آلَ فِرْعَوْنَ فَصَامَ مُوسَى شُكْرًا لِلَّهِ فَقَالَ أَنَا أَوْلَى بِمُوسَى مِنْهُمْ فَصَامَهُ وَأَمَرَ بِصِيَامِهِ
Terjemahnya:
Dari Ibnu ‘Abbas R.A. bahwa Nabi Saw. ketika tiba di Madinah, Beliau mendapatkan mereka (orang Yahudi) melaksanakan shaum hari ‘Asyura (10 Muharam) dan mereka berkata: “Ini adalah hari raya, yaitu hari ketika Allah menyelamatkan Musa dan menenggelamkan Fir’aun. Lalu Nabi Musa A.S. mempuasainya sebagai wujud syukur kepada Allah”. Maka Beliau bersabda: “Akulah yang lebih utama (dekat) terhadap Musa dibanding mereka”. Maka Beliau berpuasa pada hari itu dan memerintahkan ummat Beliau untuk mempuasainya (HR. Bukhari).
عن عائشة ، رضي الله عنها ، أن قريشا كانت تصوم يوم عاشوراء في الجاهلية ثم أمر رسول الله صلى الله عليه وسلم بصيامه حتى فرض رمضان وقال رسول الله صلى الله عليه وسلم : من شاء فليصمه ، ومن شاء أفطر
Terjemahnya:
Dari Aisyah R.A, sesungguhnya orang-orang Quraisy dulu pada masa jahiliyah berpuasa pada hari Asyura. Rasulullah Saw. pun memerintahkan untuk berpuasa pada hari itu hingga turunnya perintah wajib puasa Ramadhan.
عَنْ عَائِشَةَ رَضِيَ اللَّهُ عَنْهَا قَالَتْ : كَانُوا يَصُومُونَ عَاشُورَاءَ قَبْلَ أَنْ يُفْرَضَ رَمَضَانُ وَكَانَ يَوْمًا تُسْتَرُ فِيهِ الْكَعْبَةُ فَلَمَّا فَرَضَ اللَّهُ رَمَضَانَ قَالَ رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ مَنْ شَاءَ أَنْ يَصُومَهُ فَلْيَصُمْهُ وَمَنْ شَاءَ أَنْ يَتْرُكَهُ فَلْيَتْرُكْهُ
Terjemahnya:
Dari ‘Aisyah R.A. berkata: “Orang-orang melaksanakan shaum hari kesepuluh bulan Muharam (‘Asyura’) sebelum diwajibkan shaum Ramadhan. Hari itu adalah ketika Ka’bah ditutup dengan kain (kiswah). Ketika Allah subhanahu wata’ala telah mewajibkan shaum Ramadhan, Rasulullah Saw. bersabda: “Barangsiapa yang mau shaum hari ‘Asyura’ laksanakanlah dan siapa yang tidak mau tinggalkanlah!” (HR Bukhari).
Nabi dan rasul terdahulu juga melaksanakan puasa sebagai bentuk rasa syukur dan bentuk ibadah mendekatkan diri kepada Allah. Nabi Adam A.S. melakukan puasa “Ayyamul bidh”, Nabi Nuh A.S. melaksanakan puasa [pada 10 Muharam setelah selamat dari banjir, serta Nabi Daud A.S. yang melakukan puasa selang-seling (Sehari berpuasa, sehari berbuka).
عَنْ عَبْد اللَّهِ بْن عَمْرٍو قَالَ: قَالَ لِي رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ:
أَحَبُّ الصِّيَامِ إِلَى اللَّهِ صِيَامُ دَاوُدَ، كَانَ يَصُومُ يَوْمًا وَيُفْطِرُ يَوْمًا، وَأَحَبُّ الصَّلاَةِ إِلَى اللَّهِ صَلاَةُ دَاوُدَ، كَانَ يَنَامُ نِصْفَ اللَّيْلِ، وَيَقُومُ ثُلُثَهُ، وَيَنَامُ سُدُسَهُ.
Terjemahnya:
Dari Abdullah ibn Amr, dia berkata: Rasulullah ﷺ berkata kepadaku: Puasa yang paling Allah cintai adalah puasa Nabi Daud, dia berpuasa satu hari dan berbuka satu hari, dan shalat yang paling Allah cintai adalah shalatnya Nabi Daud, dia tidur hingga pertengahan malam, lalu mendirikan shalat pada sepertiga malam, dan tidur kembali pada seperenam malamnya.
Tak terasa, Ruslan menghabiskan waktu 30 menit untuk menambah wawasan. Ia mencatat beberapa poin penting dari berbagai informasi yang telah ia peroleh, untuk nanti didiskusikan bersama gurunya. Melihat teman-teman kelasnya mulai berdatangan, Ruslan merapikan buku dan kemballi menaruh ponselnya, dan segera bergegas ke kelas.

Baca juga :  Daulah Umayyah di Damaskus: Dinasti Pertama dalam Islam

Sumber :
• Buku Ushul Fikih kelas X MA KSKK 2020.
Puasa umat terdahulu sebelum Islam – islam.nu.or.id
Syar’u man qablana – islam.nu.or.id
Hadis tentang puasa Asyura’ – muhammadiyah.or.id
Hadis tentang puasa Daud – risalahmuslim.id

9 thoughts on “Penasaran Menambah Wawasan

  1. Alhamdulillah ini sangat beemanfaat dan menambah wawasan. Dan akhirnya saya bisa tau mengenai puasa yang dicintai oleh Allah SWT. Dan saya bisa menyimpulkan bahwa bila kita tidak tau dengan arti dari kosakata kita bisa mencari artinya di google atau dimana pun karna sekarang tekhnologi sudah sangat canggih.

    1. Kesimpulan yang dapat saya ambil dari cerita ini saya dapat mengetahui apa alasan Rasulullah berpuasa pada 10 Muharram kita juga bisa mengetahui apa itu syar’u ma qablana dan juga kita bisa mengambil pelajaran dari perilaku Ruslan yang selalu mau berusaha .

    2. Alhamdulillah Saya mengerti tentang Memanfaatkan kecanggihan teknologi, Ruslan telah berhasil menemukan beberapa penjelasan mengenai pengertian syar’u man qablana. Sekilas ia memahami, secara bahasa syar’u man qablana berarti syariat sebelum kita (Islam).

      1. Alhamdulillah dengan informasi singkat seperti ini dapat mendapat wawasan,dan jg ilmu.

  2. Menurut kesimpulan yang saya dapat dari teks di atas adalah membahas tentang macam² puasa yang dapat kita amalkan dalam kehidupan sehari hari. Seperti puasa asyura, puasa dawud, dan puasa ayyamul bidh dsb. Sehingga dengan membaca teks di atas dapat menambah pengetahuan kita tentang puasa puasa tersebut. Semoga kita dapat mengamalkannya dalam kehidupan kita sehari hari aamiin aamin ya robbal alamin.🙏

  3. Kesimpulannya adalah bahwa Nabi dan rasul terdahulu juga melaksanakan puasa sebagai bentuk rasa syukur dan bentuk ibadah mendekatkan diri kepada Allah SWT. Dari cerita tersebut, saya juga memahami, selain untuk mendekatkan diri kepada Allah SWT. kita juga bisa menjadikan alasan lainnya untuk berpuasa, seperti puasa ayyamul bidh salah satunya. Oleh karen itu, mengapa kita sangat dianjurkan melakukan puasa.

  4. Kesimpulan: Kecanggihan teknologi yang semakin berkembang seperti sekarang hendaknya digunakan untuk hal2 yg bermanfaat seperti yg dicontohkan pada cerita di atas, atau seperti: menyebarkan artikel2 / ilmu yg bermanfaat, dll. Karena, ia layaknya pedang yg tergantung pada siapa yg menggunakannya. Apabila ia digunakan oleh orang yg baik lagi bijak, maka akan membuahkan banyak manfaat baik bagi penggunanya bahkan bagi orang lain. Akan tetapi apabila digunakan oleh orang yg bermaksud buruk, maka akan terjadi hal yg sebaliknya.

  5. Kesimpulan nya adalah kita harus mencontoh Ruslan yang datang lebih awal ke sekolah. Dan kita juga harus menumbuhkan semangat untuk membaca karena membaca merupakan kebiasaan baik, selain itu juga kita dapat menambah wawasan.Bahkan, ayat yang pertama kali turun adalah iqra yang artinya bacalah. Membaca tidak hanya melalui buku tetapi kita juga bisa memanfaatkan teknologi yang sangat canggih seperti sekarang yaitu dengan melalui google atau lainnya

    1. kita bisa menggunakan ponsel seperti ruslan krna dapat menambah wawasan kita,kita tidak hanya bisa menambah wawasan dri guru/org lain kita jga bisa menambah wawasan melalui ponsel/gogle krna zaman sdh semakin berkembang

Tinggalkan Balasan ke Sayu Zaqiya ZawahiroBatalkan balasan